PANGKALPINANG – Tokoh masyarakat Bangka Belitung, Hidayat Arsani menyikapi permasalahan yang ada di PT Timah dan meminta kepada aparat hukum bertindak, membantu PT Timah Tbk yang sekarang berada di ambang kebangkrutan.
Hal itu diungkapkannya saat menggelar jumpa pers, terkait permasalahan timah dan membantu meningkatkan kinerja PT Timah, di resto Tsahang, Kecamatan Taman Sari, Kota Pangkalpinang, Kamis (9/10/23) siang.
“Saya minta aparat hukum bertindak, kejaksaan, Polda untuk segera menyikapi permasalahan di PT Timah. PT Timah juga harus bersih-bersih. Dan Saya akan sampaikan ke Dirut Timah, perlu diawasi mitra-mitranya itu,” ucapnya.
“Saya sudah tanya ke Dirut Dani Virsal, untuk IUP PT Timah Tbk ini 80 persen masih produktif, namun ke mana timahnya, disebut dijarah, oleh siapa? oleh oknum eksternal, oknum internal?,” tanya Panglima Jering, sapaan akrabnya.
Ia juga mengatakan, yang terjadi pada Ahmad Dani Virsal persis dialami Thabrani Alwi, sebagai Dirut PT Timah yang lama.
“Ahmad Dani Virsal ini nasibnya sama dengan Thabrani Alwi, dia dihadapkan dengan kondisi PT Timah Tbk yang diambang kebangkrutan,” katanya.
“Saya tidak menuduh siapa mencuri, tetapi persoalan ini tentunya mempunyai dampak. Kita tidak mau PT Timah di era pemimpinan Ahmad Dhani Virsal menjadi buruk, dan di bawah anaman pemecatan massal karyawannya,” lanjutnya.
Panglima menambahkan, PT Timah perlu membentuk tim untuk kinerja mitra-mitra yang kerja di IUP PT Timah Tbk.
“Kumpulkan smelter, duduk bersama, kumpulkan kolektor, insya allah selesai, konkret. Smelter yang sudah kenyang tolonglah mengerti. Saya melihat Dani Virsal ini tumbal. Selamatkan investasi yang tidak jalan itu, itu uang rakyat, banyak sekali,” ujarnya.
“Kita tidak mau itu terjadi, nasib 4.000 lebih karyawan PT Timah Tbk itu harus diselamatkan. Karena jika PHK dilakukan maka akan menjadi masalah berat Bangka Belitung, akan meningkatkan pengangguran, dampaknya akan besar untuk Babel,” tambahnya.
Tak hanya itu, Panglima juga menyebut jika RKAB menjadi salah satu faktor yang menjadi pemicu tumbangnya PT Timah Tbk.
“Yang merobohkan PT Timah ini satu-satunya adalah RKAB yang belum clear dan clean. Kejagung sudah memeriksa Dinas Pertambangan sudah diobok-obok, siapa yang bertanggung jawab. Krisis kepercayaan kepada kepemimpinan kita,” tutupnya.
Pda kesempatan yang sama, Direktur Babel Risources Institute (BRiNST), Teddy Marbinanda menyampaikan, lembaganya konsen menyoroti persoalan timah, termasuk persoalan korupsi timah yang saat ini sedang terjadi.
BRiNST pun mencurigai Ekspor timah mengalir deras dari perusahaan smelter timah yang hanya memiliki IUP di bawah 10 ribu hektar, bahkan ada yang di bawah seribu hektar. Kuota ekspor yang diberikan sangat erat kaitannya dengan persetujuan RKAB yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Mineral Batubara, Kementerian ESDM.
“Kita mendorong bisnis timah berada pada koridor hukum yang semestinya. Bagaimana kegiatan produksi hingga pengolahan yang sesuai dengan peraturan,” kata Teddy Marbinanda.
Eksplorasi konten lain dari Media Informasi Bangka Belitung
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.