PANGKALPINANG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Pangkalpinang bersama puluhan awak media lokal menggelar diskusi santai bertempat di Hotel Grand Safran, Kota Pangkalpinang, Sabtu (29/6/2024) malam.
Diskusi tersebut digelar bertujuan untuk meningkatkan hubungan baik dan transparansi informasi terkait pelaksanaan pemilihan Gubernur/ wakil gubernur serta Walikota/wakil dalam pilkada november 2024 nanti.
Dalam sambutannya, Ketua KPU kota Pangkalpinang , Sobarian mengatakan
menyampaikan pentingnya peran media dalam menyebarkan informasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat.
“Media merupakan sarana menyambung lidah kami tempat menyampaikan informasi. Tanpa media informasi kami tidak sampai ke masyarakat,” ujarnya.
Sobarian juga menginginkan semua tugas-tugas yang disampaikan KPU tersampaikan sesuai regulasi yang ada agar bisa bekerja maksimal.
“Kami selalu berusaha maksimal dalam bekerja sesuai regulasi yang ada,” tuturnya.
Selain itu, Ia berharap bisa bekerjasama mensukseskan dan menyampaikan informasi baik tentang pilkada 2024.
Sementara itu, Komisioner KPU kota Pangkalpinang bidang SDM, Margareta yang menjadi pembicara dalam diskusi tersebut menyampaikan beberapa hal penting tentang tahapan-tahapan pilkada yang akan dilaksanakan pada November 2024 nanti termasuk proses pendaftaran calon, verifikasi data pemilih, dan sosialisasi kepada masyarakat.
Ia juga mengucapkan terimakasih atas kehadiran awak media dalam kegiatan diskusi santai tersebut.
“Terima kasih kami ucapkan atas kehadiran kawan-kawan media pada malam ini, kami berharap kawan-kawan dari media membantu kami untuk mensosialisasikan tahapan pilkada serentak 2024 yang akan diselenggarakan november nanti,” ujarnya.
Angka PARMAS kota Pangkalpinang Dalam Pemilu Sebelumnya Paling Rendah.
Pada kesempatan yang berbeda, terkait rendahnya angka partisipasi masyarakat (parmas) kota Pangkalpinang dalam Pemilu sebelumnya padahal kita mengetahui secara sarana dan prasarana lebih memadai, Margareta yang merupakan Divisi Parmas KPU menjelaskan ketika dikatakan tidak ada alasan kota tidak mendapat informasi secara maksimal tentang literasi politiknya.
Menurutnya, Dalam perumusan angka partisipasi rumusnya adalah jumlah pengguna suara dibagi jumlah DPT dan dikali 100 maka didapatlah angka partisipasi.
“Jumlah pengguna suara itu termasuk suara sah dan tidak sah. Yang kita ketahui ini termasuk pemilih DPT, pemilih DPK dan Pemilih DPTb yang notabenenya pemilih DPTb pangkalpinang tertinggi dibandingkan kabupaten lain dan ini bukan terjadi di Pangkalpinang saja tapi seluruh daerah perkotaan. Ini biasanya jumlah pemilih DPTbnya lebih tinggi dibandingkan daerah lain sehingga otomatis mempengaruhi hasil perhitungan jumlah Parmasnya,” jelasnya.
Lebih lanjut Margareta menerangkan, Peningkatan angka partisipasi bukanlah hanya tentang kuantitas angka saja, tapi pemahaman tentang literasi politik.Menurutnya Kesadaran berdemokrasi itu menjadi point dari sebuah pendidikan politik dalam sebuah pemilihan baik pemilu juga.
“Utk target angka parmas di pilkada kita menargetkan 75% keatas. Pilkada 2018 kita diangka 61% ini kerja keras, semoga kita bisa mencapai target salah satunya dgn berkolaborasi dengan media agar dapat memberikan informasi kepada publik yang positif sehingga masyarakat timbul trust terhadap penyelenggaraan event pemilihan ini,” terangnya.
” start tanggal 1 juli kita akan turun mendampingi pantarlih untuk turun mencoklit door to door kerumah. Kemudian kita akan gencar sosialisasi ke 42 kelurahan secara langsung yang akan menggandeng media. Kita turun bersama menyentuh masyarakat untuk memberikan mereka sosialisasi tentang pilkada ini,” imbuhnya.(Red)