PANGKALPINANG – Walikota Pangkalpinang, Maulan Aklil yang akrab disapa Molen, menyebut akan memangkas habis stunting di kota Pangkalpinang.
Hal itu diungkapkannya selepas acara Pembinaan Tim Pendamping Keluarga (TPK), di ruang OR gedung Walikota Pangkalpinang, Kamis (31/8/23) pagi.
“Ini adalah persiapan kita menuju Indonesia emas 2045. Jadi mulai dari sekarang mau kita bebes (pangkas) abis untuk yang namanya stunting,” ungkapnya dengan tegas, saat diwawancarai sejumlah wartawan.
Ditambahkan Molen, Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang menargetkan penurunan angka stunting mencapai 10 persen.
“Walaupun kota Pangkalpinang terendah tingkat stunting nya di Bangka Belitung dengan angka 12,9%, itu tidak bisa membuat kita puas, kita punya target 10% menurunkan stunting di kota Pangkalpinang,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DPPPAKB), Agustu Afendi Widyaiswara, mengungkapkan jika ada 50 keluarga beresiko stunting yang diprioritaskan dari 227 keluarga beresiko.
“Pada tahun 2023 ini, hasil audit kasus stunting kita pada bulan juni kemarin, ada 227 keluarga beresiko. Tapi itu belum terdeteksi stunting. Untuk prioritas kita ada 50 keluarga beresiko,” ungkapnya, Kamis (31/8/23) pagi.
Agustu Afendi mengatakan, mereka sudah melakukan pengecekan kepada seluruh keluarga beresiko, untuk memastikan siapa yang layak menerima bantuan.
“Sekarang kita sudah melakukan intervensi bermacam-macam, pemberian makanan yang bergizi, lalu kita kroscek ke rumahnya apakah rumahnya layak huni atau tidak, jika kepemilikannya sangat jelas akan dibantu menjadi rumah layak huni,” pungkasnya.
“Kami juga melihat apakah jambannya sehat, agar kita bantu juga supaya jamban itu layak dan sehat. Termasuk Sanitasi air minumnya juga kami perhatikan,” timpalnya.
Ia juga menambahkan, bahwa stunting tidak hanya berbicara tentang asupan gizi pada anak, tapi tempat tinggal menjadi faktor utama penyebab stunting.
“Stunting tidak hanya berbicara tentang asupan gizi, jika dia tinggal di tempat yang kumuh kan percuma. Karena penyakitnya ada di sekitar dia,” tutupnya. (Ek)
Eksplorasi konten lain dari Media Informasi Bangka Belitung
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.